Ringkasantentang Kejatuhan Kerajaan Banten ke Tangan VOC CONTOHTEKS.NET - Kerajaan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Awal berdirinya sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian
Di daerah banten didirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie VOC . Hal ini sangat menyulitkan kerajaan banten . VOC melakukan monopoli perdagangan , sehingga Sultan Ageng tidak senang melihat perilaku VOC . Pada tahun 1733 VOC mulai berani mendudukan orang – orang luar kerajaan yang bukan merupakan keturunan dari Maulana Hassanuddin .Pada tahun 1750 , banten melakukan perlawanan di bawah pimpinan Ratu Bagus Buang dan Kiai Tapa . Mereka melakukan perlawanan ke titik pertahanan VOC . Namun pasukan Ratu Bagus Buang dan Kiai Tapa terus ditekan oleh pasukan VOC yang menyebabkan pasukan banten kalah dalam perlawanan tersebut .
Diskusikandan buat tulisan ringkas tentang kejatuhan kerajaan Banten ke tangan VOC (3-6) halaman ! Jawaban: Diawali dengan banten menyerang pasukan belanda yang ada di Batavia. Pada tahun 1655, Sultan Ageng, Raja Banten saat itu, mengirim 2 gelombang pasukan ke Batava untuk menyerang pasukan Belanda yang ada di sana. Diskusikan dan buat
Jawabannya seperti ini ya temen-temen Semula,Banten merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Hindu Pajajaran. Kemudian,Banten direbut dan diperintah oleh Fatahillah dari Demak. Pada tahun1552, Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya, Hasanuddin. Fatahillahsendiri pergi ke Cirebon dan berdakwah di sana sampai wafat 1570. Iadimakamkan di desa Gunung Jati. Oleh karena itu, ia disebut Sunan GunungJati. Di bawah pemerintahan Hasanuddin 1552 – 1570, Banten mengalamikemajuan di bidang perdagangan dan wilayah kekuasaannya meluas sampai keLampung dan Sumatra Selatan. Setelah wafat, Hasanuddin digantikan olehputranya, Panembahan Yusuf 1570 –1580. Pada masa pemerintahannya,Pajajaran berhasil ditaklukkan 1579.PanembahanYusuf wafat pada tahun 1580 dan digantikan putranya, Maulana Muhammad1580 – 1597. Pada masa pemerintahannya, datanglah Belanda. Iamenyambut kedatangan Belanda dan oleh Belanda ia diberi gelar RatuBanten. Sepeninggal Ratu Banten, pemerintahan dipegang oleh Abdulmufakiryang masih kanak-kanak 1597 – 1640. Ia didampingi oleh walinya,Pangeran Ranamenggala. Pada tahun 1640, Abdulmufakir diganti oleh AbuMali Ahmad 1640 – 1651.Pemerintahanselanjutnya dipegang oleh Abdul Fatah yang bergelar Sultan AgengTirtayasa 1651 – 1682. Pada masa pemerintahannya, Banten mencapaikejayaan. Sultan Ageng mengadakan pembangunan, seperti jalan, pelabuhan,pasar, masjid yang pada dasarnya untuk meningkatkan kehidupan sosialekonomi masyarakat Banten. Namun sejak VOC turut campur tangan dalampemerintahan Banten, kehidupan sosial masyarakatnya yang dilakukan Sultan Ageng terhadap Kerajaan Banten1. memajukan perdagangan Banten dengan meluaskan daerah kekuasaan,2. menjadikan Banten sebagai bandar internasional,3. memodernisasi bangunan istana dengan arsitektur Lukas Cardeel,4. memajukan Islam,5. menentang monopoli VOC dan mengusir VOC dari Banten., dan6. membangun armada memburuk ketika terjadi pertentangan antara Sultan Ageng danSultan Haji, putranya dari selir. Pertentangan ini berawal ketika SultanAgeng mengangkat Pangeran Purbaya putra kedua sebagai putra ini membuat iri Sultan Haji. Berbeda dengan ayahnya, SultanHaji memihak VOC. Bahkan, dia meminta bantuan VOC untuk menyingkirkanSultan Ageng dan Pangeran Purbaya. Sebagaiimbalannya, VOC meminta Sultan Haji untuk menandatangani perjanjianpada tahun 1682 yang isinya, antara lain, Belanda mengakui Sultan Hajisebagai sultan di Banten; Banten harus melepaskan tuntutannya atasCirebon, Banten tidak boleh berdagang lagi di daerah Maluku, hanyaBelanda yang boleh mengekspor lada dan memasukkan kain ke wilayahkekuasaan Banten; Cisadane merupakan batas antara Banten dan tersebut mengakibatkan Banten berada pada posisi yang sulitkarena ia kehilangan peranannya sebagai pelabuhan bebas sejak adanyamonopoli dari 1683, Sultan Ageng tertangkap oleh VOC sedangkan Pangeran Purbayadapat meloloskan diri. Setelah menjadi tawanan Belanda selama delapantahun, Sultan Ageng wafat 1692. Adapun Pangeran Purbaya tertangkapoleh Untung Suropati, utusan Belanda, dan wafat pada tahun 1689. Terima kasih atas bantuannya ya teman-teman, silahkan bantu share website ini ke temen-temenmu yang lain juga ya
Buat tulisan ringkas tentang kejatuhan kerajaan banten ke tangan VOC ! Jawab : pada saat itu tahun 1619 kota Jayakarta jatuh ke tangan VOC. Jatuhnya Jayakarta membawa akibat buruk bagi Banten. VOC memaksa para pedagang untuk berlabuh di Jayakarta sehingga Banten menjadi sepi.
HRMahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta18 April 2022 1303Halo Nia N. Kakak bantu jawab ya. Kronologi jatuhnya kerajaan Banten di tangan VOC adalah diawali dari adanya kerja sama Sultan Haji dengan Belanda. Dukungan Belanda atas Sultan Haji didasarkan pada lemahnya pemerintahan Sultan Haji yang kemudian dijadikan sebagai raja boneka oleh Belanda. Secara tidak langsung Belanda berhasil menguasai Banten. Berikut penjelasannya ya. Kerajaan Banten adalah salah satu kerajaan yang bercorak Islam di Nusantara. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1552 oleh Syarif Hidayatullah. Faktor utama keruntuhan kerajaan Banten adalah Devide at Impera politik adu domba oleh VOC terhadap Kerajaan Banten di bawah pemimpinan Sultan Haji putra Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus pembantu raja Kerajaan Banten dengan Sultan Ageng Tirtayasa. Campur tangan VOC dalam perdagangan sekaligus permasalahan internal Kerajaan Banten memperkeruh hubungan Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa. Konflik ini dilatar belakangi oleh kerja sama Sultan Haji dengan Belanda. Sultan Ageng Tirtayasa hendak mencabut tahta Sultan Haji. Namun, berkat dukungan Belanda Sultan Haji dapat mempertahankan tahtanya. Dukungan Belanda atas Sultan Haji didasarkan pada lemahnya pemerintahan Sultan Haji yang kemudian dijadikan sebagai raja boneka oleh Belanda. Secara tidak langsung Belanda berhasil menguasai Banten. Dengan demikian, kronologi jatuhnya kerajaan Banten di tangan VOC adalah diawali dari adanya kerja sama Sultan Haji dengan Belanda. Dukungan Belanda atas Sultan Haji didasarkan pada lemahnya pemerintahan Sultan Haji yang kemudian dijadikan sebagai raja boneka oleh Belanda. Secara tidak langsung Belanda berhasil menguasai Banten. Semoga membantu yaŸ˜ŠYah, akses pembahasan gratismu habisDapatkan akses pembahasan sepuasnya tanpa batas dan bebas iklan!
Ringkasantentang kejatuhan kerajaan banten ke tangan VOC Iklan Jawaban terverifikasi ahli Prajnaparamitta Semula, Banten merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Hindu Pajajaran. Kemudian, Banten direbut dan diperintah oleh Fatahillah dari Demak. Pada tahun 1552, Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya, Hasanuddin.
– Kerajaan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Awal berdirinya sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan ini dilakukan oleh Maulana Hasanuddin, putra dari Sunan Gunung Jati. Kemudian di tahun 1570, Maulana Yusuf, putra dari Maulana Hasanuddin naik tahta dan melanjutkan ekspansi Banten dengan menaklukkan kerajaan Padjajaran di tahun 1579. Setelah itu ia digantikan lagi oleh putranya, yaitu Maulana Muhammad yang mencoba menaklukkan Palembang di tahun 1596 namun gagal karena ia meninggal dalam penaklukan Banten bertahan selama hampir 3 abad lamanya bahkan hingga mencapai masa kejayaan yang luar biasa. Masa kejayaannya bersamaan dengan kedatangan penjajah dari Eropa dan menanamkan pengaruhnya di bumi nusantara termasuk di kerajaan kejayaan kerajaan Banten berlangsung di masa kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa yang bertahta sejak tahun 1651 hingga 1682. Pada masa itu Banten memiliki armada yang mengesankan, yang dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya, Kerajaan Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura Kalimantan Barat dan menaklukkannya di tahun 1661. Pada masa itu Kerajaan Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Kerajaan Banten ke tangan VOCPasukan Banten mulai menyerang Batavia pada tahun 1652 yang dimulai dari Tangerang dan Angke. Untuk meredakan perlawanan tersebut, VOC mengirimkan utusan sebanyak 2 kali pada tahun 1655 dengan menawarkan pembaharuan perjanjian tahun 1645 disertai hadiah-hadiah yang menarik, namun keseluruhannya ditolak oleh Sultan Ageng. Bahkan Sultan Ageng menanggapinya dengan memerintahkan pasukan Banten pada tahun 1656 untuk melakukan gerilya besar-besaran dengan mengadakan pengrusakan terhadap kebun-kebun tebu, pencegatan serdadu patroli VOC, pembakaran markas patroli, dan pembunuhan terhadap beberapa orang Belanda yang keseluruhan dilakukan pada malam hari. Selain itu, pasukan Banten juga merusak kapal-kapal milik Belanda yang berada di pelabuhan Banten, sehingga untuk memasuki Banten, diperlukan pasukan yang kuat untuk mengawal kapal-kapal saat itu, Kerajaan Banten juga mendapat sejumlah dukungan dari beberapa kerajaan seperti Kesultanan Cirebon dan Mataram. Ditambah lagi sejumlah dukungan dari luar negeri seperti Turki, Inggris, Perancis, dan Denmark yang memberikan bantuannya berupa senjata api. Hal ini semakin memperkuat kedudukan dan kekuatan kerajaan Banten dalam menghadapi Banten mulai melemah ketika terjadinya perang saudara. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1680 dimana muncul perselisihan dalam Kerajaan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji Sultan Abu Nashar Abdul Qahar. Perpecahan inipun dimanfaatkan oleh VOC Vereenigde Oostindische Compagnie yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat Haji pun berhasil mengambil alih kekuasaan sehingga kerajaan Banten pun tidak lagi mendapat sejumlah dukungan dari kerajaan lainnya terutama dari kaum muslim mengingat saat itu kekuasaan dipegang oleh Sultan Haji yang berpihak pada VOC. Oleh karena itu, untuk memperkuat posisinya, Sultan Haji sempat mengirimkan 2 orang utusannya untuk menemui Raja Inggris di London pada tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sementara itu, Sultan Ageng bersama putranya yang lain, yaitu Pangeran Purbaya serta Syekh Yusuf dari Makassar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683, Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di mengapa Sultan Haji berpihak pada VOC dan tega merebut kekuasaan ayahnya? Hal ini dikarenakan adanya pendekatan dan penghasutan yang dilakukan oleh seorang wakil Belanda di Banten, yaitu W. Caeff. Karenanya, Sultan Haji mencurigai Sultan Ageng dan saudaranya, Pangeran Purbaya yang akan naik tahta. Karena takut bahwa dirinya tidak bisa naik tahta karena masih ada saudaranya yang lain, maka Sultan Haji pun akhirnya meminta bantuan VOC dan menerima semua persyaratan yang diajukan oleh masa pemerintahannya, Kerajaan Banten semakin porak-poranda dengan maraknya kerusuhan, pemberontakan, pembunuhan, perampokan, kekacauan di segala bidang yang kerap terjadi di mana-mana. Bahkan sempat terjadi di dalam kota pembakaran yang membumihanguskan 2/3 bangunan. Sepeninggal Sultan Haji maka terjadilah perebutan kekuasaan di antara anak-anaknya. Tentu saja campur tangan Kompeni tidak terelakkan yang akhirnya menjadikan putra pertama Sultan Haji, yaitu Pangeran Ratu menjadi Sultan Banten yang bergelar Sultan Abdul Fadhl Muhammad Yahya 1687-1690. Ternyata Sultan ini sangat membenci Belanda dan berniat mengembalikan kejayaan Banten. Akan tetapi selang tiga tahun kemudian ia sakit dan tak lama kemudian ia pada akhirnya kerajaan ini benar-benar runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan yang merupakan simbol kekuasaan kota Intan di Banten dihancurkan. Ditambah lagi di masa-masa akhir pemerintahannya, para Sultan Banten tidak lebih dari sekedar Raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.
qgovNK7. uyw72s305v.pages.dev/296uyw72s305v.pages.dev/125uyw72s305v.pages.dev/235uyw72s305v.pages.dev/330uyw72s305v.pages.dev/242uyw72s305v.pages.dev/386uyw72s305v.pages.dev/82uyw72s305v.pages.dev/382uyw72s305v.pages.dev/271
ringkasan tentang kejatuhan kerajaan banten ke tangan voc